Sabtu, 21 Juni 2008

Ibu.... (again.....)

Cerita tentang Orang Tua mang gak pernah ada habisnya. Especially Ibu.. Pas gi ng-check inbox di yahoo, ternyata ada email forward-an yang bagus banget tentang Ibu. Huhuhu... Agak 'Beda' si. Tapi 'Ngena' banget. Coba Nyokap masih ada.. Alach, sudah lah.. Mending coba dilihat, diresapi, dipahami, n diterapin. Alach lagi. Moga aja bisa nambah semangat wat kalian semua untuk tetap mencintai 'Ibu' masing-masing..

Berbahagialah yang masih mempunyai Ibu, karena masih bisa membahagiakannya!


Perempuan Lain

Setelah 21 tahun menikah, saya tiba-tiba menemukan cara baru dalam
menyalakan api cinta kami. Demikian tulis seorang pria yang ingin berbagi pengalaman.

Beberapa waktu lalu istri saya mengusulkan agar saya berkencan dengan seorang perempuan lain, besok malam.

"Kamu akan mencintainya," kata istri.
"Apa-apaan sih," protes saya. "Mengapa kamu tidak ikut?"

"Itu acara kamu berdua dia," jawab istri.

Perempuan yang dimaksudnya adalah ibu saya yang telah menjanda selama 19 tahun belakangan ini. Saya jarang menemuinya karena kesibukan kerja dan mengurus tiga anak kami.

Malam itu saya telepon ibu, mengajaknya makan malam dan nonton film. Berdua saja.

"Ada apa dengan istrimu?" kata ibu dari ujung telepon.

Ibu saya adalah tipe yang selalu curiga kalau menerima telepon di
tengah malam atau undangan yang datangnya tiba-tiba. Bagi dia, itu pasti akan membawa berita buruk.

Saya pikir, pasti akan menyenangkan kalau kita sekali-sekali ke luar berdua saja," jawab saya.

"Ibu mau sekali," jawabnya setelah terdiam beberapa lama. Aha, dia
masih curiga.

Besok malam, sepulang kantor saya ke rumah ibu. Dia terlihat agak senewen tapi berdandan resmi sekali. Ibu jelas telah menata rambutnya di salon, dan dia memakai gaunnya yang terbaik. Gaun yang dipakai pada pesta ulangtahun perkawinan yang terakhir ketika ayah masih hidup.

Ibu menyambut saya dengan senyum lebar. "Saya bilang ke kawan-kawan tentang rencana kita ini. Mereka semua kaget dan merasa ikut senang seperti ibu sekarang," kata ibu seraya masuk mobil.

"Mereka bilang besok pagi ingin tahu ceritanya." Kami pergi ke restoran yang agak mahal. Suasananya elegan, menyenangkan.
Ibu menggandeng lengan saya ketika memasuki ruangan, persis seperti First Lady. Jalannya anggun.
Saya harus membacakan daftar menu karena ibu tak bisa lagi membacanya walau dengan kacamata tebal. Ketika sedang membaca daftar itu, saya berhenti sejenak menengok ke ibu. Dia sedang memandangi saya dengan senyum kasih. "Dulu, ibu yang membacakan kamu daftar menu ketika kau masih kecil," katanya.
"Sekarang ibu santai saja. Giliran saya yang melayani ibu,"
jawab saya.
Sambil makan, kami membincangkan banyak hal sehari-hari.
Tidak ada topik yang istimewa tapi obrolan mengalir saja
sampai-sampai kami terlambat untuk menonton film.

Mengantarnya pulang, di muka pintu ibu berkata, "Ibu mau pergi lagi dengan kamu, tapi lain kali ibu yang bayar." Saya setuju.

"Bagaimana kencanmu?" tanya istri saya di rumah.
"Sangat menyenangkan. Lebih dari yang saya duga. Tadinya tidak tahu mau ngomong apa."

Beberapa hari kemudian, ibu meninggal karena serangan jantung.
Begitu tiba-tiba kejadiannya, saya tidak sempat berbuat apa-apa untuk menolongnya.

Satu minggu berlalu, sepucuk surat tiba dari restoran tempat ibu dan saya makan malam. Surat itu dilampiri kopi tanda lunas.
Ada selembar kertas diselipkan di situ, tertuliskan:
"Ibu sudah bayar makan malam kita karena rasanya tak mungkin kita makan bersama lagi. Walaupun begitu, ibu sudah bayarkan untuk dua orang, barangkali untuk kau dan istrimu. Anakku, besar sekali arti undanganmu malam itu."

Pada detik itulah saya mengerti apa pentingnya arti bahwa kita
mengatakan kepada orang-orang yang kita sayangi mengenai
perasaan kita itu. Tidak ada hal yang lebih penting dalam hidup daripada Tuhan dan keluarga.
Berikan waktu Anda untuk mereka, jangan sampai terlambat untuk
mengatakan 'Nanti'

[+/-] Selengkapnya...

Jumat, 20 Juni 2008

So Sorry

Beuh...
Sorry bgt nie komunitas Blog..
Para Blogger..
Kangen banget gw nulis Blog. Tapi apa daya... Laptop ku sayang, laptop ku malang.. Gi atit dia. Sempet dirawat di ambasador. Tapi ternyata umurnya uda gak lama. Alach.. Apa sih??.. Long story lah intinya. Beuh.. Hiks..

Jadi beberapa waktu lalu laptop ku sempet rusak, layarnya gak nyala gitu. Terus coba dibawa Bokap ke Ambasador. Katanya bisa, tinggal import parts dari Singapore. Tapi uda 2 weeks, ternyata belum dateng juga. Pas diconfirm lagi katanya uda gak jual lagi parts buat laptop gw. Beuh... Hiks...
Alhasil sudah gak bisa diharapkan lagi ya. Jadi nunggu yang baru deh. BoNyok sie janjiin beliin laptop baru bulan depan. Moga aja terwujud. Amien.. Minta doanya juga ya.. Hehehe.... Yasuw lah.. Ntu aja dulu. Kangen banget nulis ya ternyata. Hahaha...

[+/-] Selengkapnya...